KENA HIPOTERMIA DI GUNUNG? INI DO AND DON'TS NYA!
Naik gunung emang seru, tapi kalau cuaca tiba-tiba drop dan badan mulai gemeter gak karuan, itu tandanya bahaya hipotermia. Banyak pendaki panik atau salah langkah waktu ngadepin kondisi ini. Padahal, salah dikit aja bisa fatal.
Tanda-tanda awal
detiknews
hipotermia biasanya mulai dari menggigil hebat, bibir membiru, ngomong jadi gak jelas, sampai akhirnya badan mulai lemes dan ngantuk berat. Nah, di titik ini nih yang paling bahaya.
Yang harus dilakukan:
Pertama, cari tempat berlindung dari angin, lepas semua baju yang basah, dan ganti dengan baju kering atau sleeping bag. Kalau gak ada, peluk badan korban buat bantu transfer panas tubuh.
Kedua, kasih minuman anget tapi ingat, bukan alkohol atau kopi. Minuman itu bikin pembuluh darah melebar dan justru nurunin suhu inti tubuh. Air anget, madu, atau susu hangat lebih aman.
Ketiga, tetap ajak korban ngobrol terus, jangan dibiarin dia diem atau tidur.
Nah, ini penting banget:
jangan biarin korban tidur. Waktu suhu tubuh turun, otak mulai ngelambat dan korban bakal ngerasa pengen tidur banget. Tapi kalau dia beneran tidur, tubuhnya bisa terus kehilangan panas tanpa sadar, napas melemah, dan akhirnya bisa berhenti total.
Kalau dia udah bilang, “biarin aku tidur bentar,” justru saat itu kamu harus pastiin dia tetap bangun.
Yang gak boleh dilakukan:
Jangan gosok badan korban pake tangan kasar atau air panas. Kulitnya udah sensitif dan bisa rusak. Jangan juga langsung ditaruh di dekat api unggun, bisa bikin perubahan suhu mendadak yang malah berbahaya.
Kalau gejala udah parah (gak sadar, napas pelan, atau denyut lemah), itu udah darurat medis. Turunin secepat mungkin dan cari bantuan medis terdekat.
Hipotermia bukan cuma soal dingin, tapi soal waktu dan keputusan cepat. Jadi, kalau kamu naik gunung lagi, siapin perlengkapan yang proper, jangan nekat naik pas cuaca ekstrem, dan yang paling penting, jangan biarin teman lo “tidur” di tengah dingin.